[Sequel] [SkyDragon] [Oneshoot] That Man

Sorayong©ALL RIGHT RESERVED
ALL CASTS HERE ISN’T MINE EXCEPT THE OC’s!
ALL PARTS OF THIS STORY IS MINE ! PLEASE DON’T COPY AND RE-POSTING WITHOUT
MY PERMISSION!  NO PLAGIARISM!

ps: u better read [Taeyang-OC] [SunSky] I Love You My Eonni Hubby first ^.^
this fanfiction is the sequel of those fanfiction 🙂

-Enjoy reading-

A man love you

That man really loves you

Everyday, like a shadow, he follows you around

That man smiles but actually crying

-Jiyong-

Selesai sudah kegiatan Jiyong hari ini. Seperti biasa sebagai model papan atas sekaligus anak pejabat nomor satu di Hannara dang atau biasa disebut GNP, Grand National Party kegiatan Jiyong bisa disebut melebihi orang seumurnya.

“Jiyong-ssi, ada telepon untuk anda dari Kwon Sajangnim…” seorang sekertaris pribadi Jiyong memberikan padanya ponsel hitam kaku dan beku, sebeku pemiliknya, Kwon Jiyong tentu saja.  Jiyong mengambilnya dan segera berbicara dengan orang diseberang sana.

“Aboji, ada apa lagi?” tanya Jiyong dengan nada lelah yang kentara.

“……”

“Aku tahu Aboji.. lagipula nyonya Lee kesayanganmu itu tidak akan mati kutinggal sendiri hingga malam hari…”

“……”

“Jadi sekarang Aboji lebih membela menantumu daripada anakmu sendiri! Astaga gadis itu!! Aku harus pergi…” Sesudah itu Jiyong menutup flip ponsel hitam itu dengan kasar dan memasukkannya ke dalam kantung jasnya.

Jiyong benar-benar membenci semua ini. Pernikahan karena politik. Dia harus menikah dengan Lee Chaerin, anak dari Lee Kijin pemimpin terkuat dari Jayu Seojin-dang atau Liberty Forward Party yang merupakan partai oposisi dari Hannara-dang, partai yang dipimpin keluarganya selama bertahun-tahun.

Pernikahannya merupakan tanda politik bersatunya dua partai besar Korea.Pernikahannya merupakan alat politik untuk mempersiapkan dia melaju sebagai anggota parlemen dari distrik Seoul dan dengan cepat menjadi kandidat perdana menteri Korea di pemilihan berikutnya.

Jiyong benar-benar lelah dengan semua kepalsuan itu.

PIkirannya kembali terbang mengingat kenangan setengah tahun lalu di mana nasib mempertemukannya lagi dengan Chaerin, yang saat itu bahkan belum berstatus sebagai calon istrinya.

“KAU!” Chaerin memekik.

“KAU!” pria itu sama kagetnya dengan Chaerin.

“KWON JIYONG!”

“LEE CHAERIN!”

“KAU!” mereka berteriak bersamaan. Sedetik kemudian nama yang sama keluar dari mulut mereka, “DONG YOUNG BAE!!!”

Ya, Jiyong masih bisa mengingatnya dengan jelas. Kala itu Youngbae, sepupunya yang baru merayakan setahun usia pernikahannya dengan istrinya memberi Jiyong sebuah tiket berlibur ke pulau Nami. Jiyong tidak menolak, lagipula dia memang sudah semakin lelah dengan dengungan untuk menikah dan berkeluarga yang kerap diteriakkan halmeoni tercintanya.

Tanpa ada sedikitpun rasa curiga dengan kebaikan Youngbae yang tiba-tiba itu, Jiyong berangkat ke Nami. Nami memang selalu indah. Banyak kenangan bahagia pernah terjadi di sini. Betulkah itu bahagia? Hanya Jiyong dan Tuhan yang tahu.

Jiyong mengenalinya. Pertama melihat gadis  yang juga menuju kamar yang sama dengannya di salah satu penginapan di Nami, Jiyong segera sadar itu adalah Lee Chaerin. Mencoba mengatur degup jantungnya, Jiyong tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar itu.

Saat Chaerin memekik, Jiyong hanya bisa ikut memekik. Saat Chaerin meneriakkan namanya, Jiyong juga hanya bisa meneriakan nama Chaerin. Beberapa detik setelah itu nama yang sama keluar dari mulut mereka. Nama orang yang telah membuat mereka berdua bersama saat ini, “DONG YOUNGBAE!!!”

Jiyong kini tersenyum-senyum sendiri di dalam mobil mengingat kejadian itu. Sopir yang mengantarkannya menuju rumah melihat dari cermin di sisi dashboard dan merasa ada yang tidak beres dengan bosnya yang satu ini.

“Tuan, kita sudah sampai…” ujar sopir itu pelan. Jiyong kaget saat menyadari mereka sudah sampai di rumah ini. Rumah dimana keluarga kecilnya tinggal. ‘Keluarga?’ Jiyong tersenyum getir pada pikirannya sendiri mengenai penghuni rumah ini. ‘keluarga? Sungguh bodoh!’ kini dia merutuk dalam hati.

Jiyong melangkah masuk ke rumah besar itu dan mendapati tidak ada seorangpun yang menyambutnya. Sudah sebulan lebih dia tinggal di sini. Rumah yang dia bangun untuk keluarga bahagianya kelak. Sayangnya, rumah ini justru harus diisi oleh dia dan Chaerin yang bahkan jauh dari kata teman.

“Ah.. kau sudah pulang Jiyong-ssi…” seorang wanita yang tidak lagi muda berjalan tergopoh-gopoh menunju kea rah Jiyong, hendak menyambut kedatangan sang empunya rumah ini.

“Hwang ahjumma, jangan memaksakan diri, tidurlah, aku bisa menyiapkan makan malamku sendiri,” Jiyong berujar khawatir pada petugas rumah tangga kesanyangannya ini.

“Ah.. ne Jiyong-ssi. Makan malamnya sudah dihangatkan oleh Lee jeongbu lima belas menit yang lalu, jadi kau tidak perlu memasak lagi…”

“Chaerin? dia belum tidur?” Jiyong heran dengan pernyataan orang yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri itu.

“Kau tidak tahu? Lee jeongbu barusan pamit ingin pergi ke NB2. Ahjumma kira, Jiyong-ssi sudah tahu. Tapi, NB2 itu di mana? Apakah itu tempat makan atau apa?” Hwang Ahjumma mencoba menjelaskan ke mana Chaerin pergi.

“Apa? NB2? Ahjumma, jangan pernah mengatakan hal ini pada Eomma atau Aboji atau siapapun. Mengerti?” Jiyong berkata panic. Hwang ahjumma hanya bisa mengangguk-angguk, wanita itu bingung melihat Jiyong yang tiba-tiba mengambil kunci mobil dari lemari kaca tempat menaruh berbagai kunci.

“Kau mau kemana Jiyong-ssi?” Hwang ahjumma bertanya ikut panic.

“Aku akan menyusul Chaerin. Kalau eomma menelepon bilang saja kami berdua sudah tidur. Aku pergi…” setelah itu hanya gerakan cepat mobil ferari putih milik Jiyong saja yang bisa Hwang Ahjumma lihat.

~~~ ~~~

Di situ, Jiyong melihat Chaerin ada di situ. Hwang Ahjumma tidak mengada-ada atau memang Chaerin yang terlalu jujur? Dia memang sedang berada di NB2, sebuah klub malam mewah dengan ratusan elit muda gila pesta di dalamnya.

Selama bersekolah bersama di UCLA dengan Chaerin, Jiyong merasa istrinya ini bukan gadis model cetakan modern yang dengan senang hati menghamburkan dollar demi dollar mereka di klub malam. Chaerin selalu menjadi “gadis murni” bagi semua mahasiswa UCLA dan karena itulah Jiyong membenci dan memusuhinya. Karena Jiyong terlalu mencintai “gadis murni” yang dicintai semua orang itu.

“Chaerin-ah..” Jiyong menghampiri istrinya dan menepuk bahu wanita itu.

“Ah kau Jingyo-ah!! Hahahaha.. aku pasti sudah benar-benar mabuk sampai membayangkan dirimu!” Chaerin bicara dengan tingkat kesadaran yang sudah di atas awan.

“Chae-ah, ayo pulang!” Kini Jiyong menarik lengan gadis itu. Ya, bahkan setelah menikah sebulan dengan Jiyong, gadis itu tetaplah gadis, tanpa cela sedikitpun.

“TAK MAU!” kini Chaerin membentak nya. Tak lama kemudian dia melanjutkan, “KAU PIKIR KAU SIAPA JINGYO ?? SIAPA?” Chaerin berteriak lagi dan Jiyong tak mampu melawannya. Bagaimana bisa Chaerin memanggilnya Jingyo setelah bertahun-tahun dia tak lagi mendengar panggilan itu.

“KAU DIAM? KAU KAGET AKU MEMANGGILMU JINGYO?” Chaerin mencecarnya seperti bisa membaca pikiran pria itu. “KAU TAHU JINGYO! KAU TETAP JINGYO! BAHKAN SAAT KAU SUDAH MELUKAIKU KAU TETAPLAH JINGYO!!” Chaerin mulai kehilangan kesadarannya dengan berteriak semaunya. Music di DJ booth semakin keras seakan ingin menutupi semua suara yang keluar dari bibir kecil Chaerin.

“Kau tetap Jingyo….” Chaerin sudah terduduk kembali dikursinya dan meletakan wajahnya pada meja bar di depannya. Jiyong mengambil posisi duduk di sampingnya dan memilih tetap diam mendengar semua keluh kesah Chaerin.

“menjadi mahasiswa UCLA, bertemu senior-senior dari Korea, berkenalan dengan Jingyo di cyberspace, menyadari kalau Jingyo itu Kwon Jiyong dan mengetahui Kwon Jiyong membenciku…. Itu semua melelahkan,” setetes air mata jatuh dari mata kecil itu. Garis senyum dari kedua mata indah itu tak lagi terlihat.

“Chaerin…” Jiyong berbisik ikut terluka.

“Aku, siapa aku? Bahkan Dong Youngbae, cinta pertamaku lebih memilih adik tiriku ketimbang seorang Lee Chaerin. Sekarang, Kwon Jiyong, dia juga menikahiku hanya untuk kepentingan politik yang sama sekali tidak aku tahu,” Chaerin melanjutkan cerita sendunya dengan nada menyayat hati.

“Siapa aku ini di dunia sebelumnya? Penjahatkah? Pembunuhkah? Kenapa aku harus merasakan sakit seperti ini? kenapa?” Airmata terus mengiringi cerita Chaerin.

Mencintai Youngbae adalah nafas hidupku…” Chaerin terdiam dengan wajah yang masih bersandar pada meja kaca bar.

“…..” Jiyong terdiam. Inilah alasannya tidak berani menyatakan perasaannya pada Chaerin selama ini. Karena rasa itu. Chaerin hanya mencintai Youngbae, tak ada yang lain.

“Sayangnya, hatiku berkata lain. Mencintai Youngbae menjadi nafas hidupku karena hidupku yang sebenarnya sudah diambil oleh orang lain. Menyayangi, mengagumi dan mencintai Jingyo ada di dalam setiap dendrite sarafku menjadi impuls setiap gerakan hidupku,” Chaerin kini benar-benar menumpahkan airmatanya.

“Bodohnya aku.. bukankah aku harusnya bahagia? Orang yang kucintai sudah menjadi suamiku kurang apalagi? APA? KAU TIDAK BISA MEMBERITAHUKU?” Chaerin seperti mendapat kekuatannya lagi dan dengan cepat menodongkan telunjuknya kea rah Jiyong.

Seperti ingin menandingi kecepatan mood Chaerin yang berubah begitu cepat, Jiyong membawa gadis itu dalam pelukannya secepat kilat pula. Chaerin yang belum sepenuhnya sadar tidak melakukan perlawanan apapun.

“Chaerin kau tak bersalah apapun!” Jiyong berbicara dengan tersedu sambil tetap memeluk Chaerin.

“Aku yang bodoh dan pengecut! Harusnya kukatakan sejak awal! Harusnya kukatakan saja kalau aku menyukaimu! Maafkan aku Chae-ah… Maaf Hunhchae…” Jiyong menangis sekarang.

Ketidakberaniannya, kepengecutannya, kebodohannya selama ini telah membuat hati gadisnya ini hancur berkeping-keping. Dikala dia berpikir hatinya yang hancur, ternyata dia juga membawa orang yang dia cintai kedalam kehancuran yang sama. Manusia memang selalu naïf dan munafik.

“Hunhchae, untuk kali ini, aku berjanji tidak akan melukaimu lagi. Kau dengar kan?” Jiyong berbisik namun tak ada jawaban sedikitpun. Diurainya pelukan itu dan didapatinya Chaerin tengah tertidur. Manis. Begitu manis. Jiyong merekam kemanisan Chaerin itu lekat dalam ingatannya.

“Kita pulang sekarang, okay?” Jiyong tetap saja bicara pada Chaerin yang tertidur dan lalu menggendong tubuh mungil Chaerin keluar dari lingkungan penuh kejujuran itu.

~~~ ~~~

Matahari pagi menyeruak masuk dan membuat Chaerin terbangun. Harum Americano coffee yang kental di nakas samping ranjangnya juga menjadi alasan sepasang mata itu membuka. Entah siapa yang membuatkannya, Hwang Ahjumma kah.

“Ommo, apa ini?” Chaerin yang baru saja hendak menghirup kopinya melihat kertas kecil di sisi kopi itu. Jari jemari Chaerin membukanya, kedua bola mata itu memproses bentuk-betuk tulisan tangan yang ada di situ,”

A man love you

That man really loves you

Everyday, like a shadow, he follows you around

That man smiles but actually crying

How much,  how much more

I have to gaze at you like this, alone

This wind like love, this useless love

If I continue this, will you love me? OH

Just come a little closer, just a little bit

If I take one step,

You runaway two step

I, The person who love you,

even now is still at your side,

That  Man cries

That man is very shy

So he just learned to smile

Even to his best friend, he didn’t much talk

His heart is too painful

So that man love you

Because you were just like him

Another fool, another fool

Can’t you give me one hug ?  OH

I want to be loved,

while he scream it everyday only in his heart,

everyday inside, inside my heart

That man, even today still at your side… OH

Do you know that “That Man” is me?

You’re not doing this while you know, right?

Perhaps you wouldn’t know,

Because you’re just a fool~

-JINGYO-

Chaerin cukup kaget membaca semua itu. Betulkah Jingyo yang menulisnya? Jadi Jingyo-nya kini sudah kembali?

“Lee Jeongbu, anda sudah bangun?” Hwang Ahjumma masuk ke dalam kamar bernuansa biru langit itu. Meski sudah sebulan menikah, Jiyong dan Chaerin masih tidur terpisah. Hal ini lebih karena Jiyong selalu pulang malam dan lebih memilih tidur di ruang kerjanya ketimbang di kamar mereka ini.

“Ia, terimakasih untuk kopi paginya Ahjumma,” Chaerin menyapanya dengan ramah. Bagaimanapun juga wanita ini sudah membantunya dan menemaninya selama sebulan masa sulit menjadi istri Kwon Jiyong.

“Ah, anniyo, bukan saya yang membuatkan, Jiyong-ssi yang membuatkannya sebelum berangkat kerja tadi …” Hwang Ahjumma menjelaskan.

“Begitukah?” warna merah jambu menyembul singkat dari pipi Chaerin yang menghangat entah karena apa. “Ah, aku ingin mandi dulu, ahjumma istirahat saja biar aku yang masak hari ini…”

Drrt…

Getar ponsel di atas ranjang menghentikan sejenak niat Chaerin untuk turun dari peraduannya. Sebuah pesan singkat dikirim ke ponselnya entah dari siapa.

Selamat pagi ^____^
Bersiap-siaplah, siang ini kita berangkat ke Nami yeobo-ah!
Agak aneh menyebutmu begitu. Tapi mulai sekarang aku akan rajin mengatakannya.

SARANGHAE….

SARANGHAE…

-Jingyo-

“MWO?” Chaerin bingung. Apa ini benar-benar Kwon Jiyong? Astaga..

“Apa yang terjadi semalam?” Chaerin berdecak heran.

“Kau tidak ingat Lee-ssi? Anda pergi ke NB2 dan Jiyong-ssi menyusulmu dan membawamu pulang dalam keadaan sudah tertidur,” Hwang Ahjumma yang masih ada di dalam kamar menjawab pertanyaan Chaerin.

“Begitukah?” Chaerin memiringkan kepalanya dan kemudian bisa diingatnya segala yang terjadi semalam. Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya.

“ASTAGA!” jerit Chaerin tertahan membuat Hwang Ahjumma yang sedang membereskan nakas jadi ikut terlonjak.

“Ahjumma bagaimana ini?” tanya Chaerin panic.

“Bagaimana ini? Jadi Jiyong sudah tahu? Astaga…” Chaerin terus bicara sendiri. Sekali lagi ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat lagi.

HAI! Jangan begitu! Cepat kemasi barangmu! Kau tidak ingin menikmati hari bersama suamimu hah?

-Sweet Jingyo-

Chaerin tergelak dibuatnya.

Baiklah Mr. Sweet Jingyo,

Jadi ini bulan madu heh?

-Sweet Chaerin-

Chaerin tertawa pada balasan yang dia kirim pada suaminya. Hwang Ahjumma hanya bisa berdecak heran menatapnya. Seorang yang dimabuk cinta memang tak pernah bisa diganggu kan? Bukankah semua manusia pasti mengalaminya? CInta itu perlu perjuangan dan akhir bahagia sudah didapatkan kedua pasangan ini.

-FIN-

A/N : ending teraneh yang pernah kubuat T.T it’s so long long fanfiction. I didnt give password for this FF because actualy this is a sequel isn’t it. So, ya i think it’s better not to locked this FF ^____^ 
if u realized, this one is inspired by Baek Ji Young’s song “Geu Namja” !! thanks for her sweet voice ever huaa… ><
okay that’s it, see u next next next FFs!  

Noted : Di korea wanita tidak mengganti marga meskipun sudah menikah dan jeongbu itu artinya nyonya 🙂

23 thoughts on “[Sequel] [SkyDragon] [Oneshoot] That Man

  1. Fanfic baru ?? Asiiikkk…
    Skydragon yippiii ^^
    Kok tumben pendek ?? Tapi keren!!!
    Chaerin udah kawin sama Jiyong toh ?? Kapan ?? Abis dari Nami itu ya ?? Wah…wah… onnie gak ngundang2 haha 😀

  2. Waaaaaaa kereeeeennn
    sumpah suka bgt sm skydragon mlh sdh menikah lg keke…. wlw ceritanya pendek^^ keke~~ daebak!! Moga ada kelanjutan part nya^o~

  3. ehem.
    saya akhirnya baca FF mu yaa…
    maafkan unnie-mu yg durhaka ini nakk.. ><

    humm… aku suka cara kamu 'menjaga' gimana reader tetep penasaran sama 'rahasia' yang kamu simpen.
    kayak… kenapa jiyong benci? ada apa sama mereka? kenapa bisa kayak gitu?
    like this deh. 🙂

    dan aku suka quote: "Mencintai Youngbae menjadi nafas hidupku karena hidupku yang sebenarnya sudah diambil oleh orang lain. Menyayangi, mengagumi dan mencintai Jingyo ada di dalam setiap dendrite sarafku menjadi impuls setiap gerakan hidupku"

    ahh… I love ur writing deh.. 😀

    • ehem
      hahaha gak papa ko eonni ^__^

      ‘rahasia’ ? lol yah, we can named it as my secret LMAO 🙂
      Oh My J! quotes u\itu gombalan paling aneh saat aku lagi mumet baca teori susunan saraf biologi manusia T.T kekeke lahirlah quotes aneh itu.. senang deh kalau kakak suka 🙂

      ah… i love you too kakak :*

      terimakasih udah baca dan komen

  4. Sweet!! Tp coba Chae dibikin lupa omongannya pas mabok,trus wondering ma perubahan sikap Jingyo…dbkn agak lucu2 romantis gemanaaa gtu! (intinya pngen lbh panjang) hahaaaa…
    & yg kurang lg…ga da BaeRa disini??!wkwk..*nglunjak
    btw,u did great dear…Lanjutkan!^^

    • KAK TEEKA!!! >< xDD

      Ia, sete;ah aku membuat riset lagi, ternyata emang rata2 orng mabuk itu melupakan hal yang mereka lakukan saat mabuk 😥 im failed.. aku gg pernah mabuk sih *oops harusnya aku coba ke klub dan mabuk dulu ya biar story line nya nyata *SALAH* kekekeke
      BAE-RIN kayaknya mau aku buat sequel juga deh kak.. lol.. ntar kukabarin klo udah posting deh ❤
      terimakasih kakakku yang manis nan baik hati

      ❤ ❤

  5. huwee… Gak puass… 😥
    ini sekar kan?? Ini sekar?? Bikin lgii… XD q kira bakalan ada sdkit nc nya hihi *ngarep* keren.. Ko tumben q gak d kasi kbar X( lanjutkan.. XD skydragon is real *semoga*

  6. horeeee! CL sama GD! gak tau kenapa aku suka banget kalo CL dijodohin sama GD! (?) kurang panjang tapi thor (?) FFnya. bikin lanjutannya lagi doong. huwehehhe~

  7. annyong:) aku readers baru~ baru nemu wordpress ini soalnya HEHEHEHEH(?)~~ komentarnya, jeongmal daebak :” aww ma favorite couple skydragon —— so sweet banget yaaaaaaaaaaaa 😉

  8. wah ini sequelnya AWESOME banget ❤ UHHH… mereka udah nikah? hohhooo aku pikir mereka itu sama sama benci padahal nyatanya jiyong udah suka sejak mreka kuliah.. ya ampunnn…
    keren endingnya…
    tapi ini lebih pendek dari yang sblmnya..
    tapi ff ini cukup buat aku berdebar debar.. AWWWWW

Tinggalkan Balasan ke kintandany Batalkan balasan